Bahasa bisa di ibaratkan sebagai identitas ,Seseorang bisa
dinilai hanya dengan menuturkan lantunan sebuah bahasa .Anggapan Bahasa yang
baik ,positif,rapi hanya untuk kalangan berintelektual ,seakan menjadi stigma
yang berkembang di masyarakat .Masyarakat kini terkadang lebih senang
mengucapkan bahasa semau nya ,mereka lebih merasa nyaman memakai bahasa dengan
penambahan ejaan yang kesannya nyeleneh contohnya
bahasa alay .Bahasa yang dicampur aduk dengan bahasa asing juga seakan menjadi
tren dikalangan masyarakat.Katanya ,bahasa yang dicampur Bahasa bule itu lebih
keren .padahal seutuhnya tatanan bahasa itu jauh melenceng dari tatanan bahasa
induk maupun EYD .Seakan akan Bahasa kita di nomor duakan .bagaimana kita
menyikapi nya ?,hal itu biasa di anggap sepele ,tapi sadarkah dari hal yang
dianggap sepele itu ,bahasa kita mungkin bisa tergerus .Fakta ujian Negara tidak
ada yang pernah menyentuh angka sempurna ,seharusnya bisa menjadi cambuk bagi
para penutur bahasa di negeri ,apa yang semestinya di lakukan ,ya kita harus menumbuhkan sikap
bahasa yang positif .