Pengujian White
box dan Black Box
Nama nAMA : HERU OLYCIA ANANDA
NPM NPM : 18110884
KELAS KELAS : 4 KA 20
DOSEN DOSEN : KUNTO BAYU A,ST
WHITE BOX TESTING
Pengertian White Box Testing
White Box Testing merupakan cara pengujian dengan melihat ke
dalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah
ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang
tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program,
variabel, dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu
persatu dan diperbaiki, kemudian di-compile ulang.
Dengan menggunakan white box akan didapatkan kasus uji
yang :
• Menguji semua keputusan logikal
• Menguji seluruh Loop yang sesuai dengan batasannya
• Menguji seluruh struktur data internal yang menjamin validitas
Kelebihan White
Box Testing
• Kesalahan Logika
Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan. Dimana White Box
Testing akan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak sesuai dan
mendeteksi kapan proses pengulangan akan berhenti.
• Ketidaksesuaian asumsi
Menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan kenyataan, untuk di analisa dan
diperbaiki.
• Kesalahan ketik
Mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive.
Kelemahan White
Box Testing
Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap
sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang
besar untuk melakukannya.
BLACK BOX TESTING
PENGERTIAN BLACK BOX
Black-box testing adalah metode pengujian perangkat lunak
yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur
internal atau kerja (lihat pengujian white-box). pengetahuan khusus dari kode
aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak
diperlukan. Uji
kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang
seharusnya dilakukan.Menggunakan
deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan
desain untuk menurunkan uji kasus. Tes
ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang
uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak
ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu.
o Pengujian black box berusaha menemukan
kesalahan dalam kategori fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang
o Kesalahan interface
o Kesalahan dalam struktur data atau akses databaseeksternal
o Kesalahan kinerja
o Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
Berbeda dengan pengujian white box, pengujian black box
cenderung
diaplikasikan selama tahap akhir pengujian. Pengujian black box harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :
diaplikasikan selama tahap akhir pengujian. Pengujian black box harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :
o Bagaimana validitas fungsional diuji
o Kelas input apa yang akan membuat kasus
pengujian menjadi lebih baik
o Apakah system akan sangat sensitive
terhadap harga input tertentu
o Bagaimana batasan dari suatu data diisolasi
o Kecepatan data apa dan volume data apa yang
akan ditoleransi oleh system
o Apa pengaruh kombinasi tertentu dari data
terhadap system operasi.
Kelebihan
Black Box
- Dapat memilih subset test secara efektif dan efisien
- Dapat menemukan cacat
- Memaksimalkan testing investmen
- Dapat memilih subset test secara efektif dan efisien
- Dapat menemukan cacat
- Memaksimalkan testing investmen
Kelemahan
Black Box
- Tester tidak pernah yakin apakah PL tersebut benar – benar lulus uji.
- Tester tidak pernah yakin apakah PL tersebut benar – benar lulus uji.
SUMBER: